Eksistensi Bahasa Daerah di Indonesia yang mulai Luntur



               
Bahasa merupakan simbol  khas dari suatu negara ataupun wilayah, karena bahasa merupakan unsur vital dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi paling utama dalam melakukan interaksi, hubungan sosial dengan sesama di masyarakat, setiap orang butuh bahasa. Bahasa sangat beragam di dunia ini, karena setiap negara mempunyai bahasa masing-masing yang berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat membedakan antara negara yang satu dengan negara yang lain. Negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa umum atau utama dalam bernegara, berbeda dengan negara Amerika yang menggunakan bahasa Inggris dalam bernegara. Jadi, bahasa juga dapat menjadi ciri dari suatu negara. Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam bahasa yang berbeda tiap pulau dan daerahnya yang disebut bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam keadaan nonformal, dalam arti saat berinteraksi sesama warga satu daerah. Sedangkan dalam keadaan formal menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penuturnya, karena bahasa Indonesialah yang diakui dan disepakati rakyat Indonesia dalam Sumpah Pemuda adalah bahasa Indonesia. Bahasa daerah dari suatu daerah yang satu dengan yang lain berbeda contohnya Jawa Barat mempunyai bahasa Sunda sebagai bahasa Daerahnya.
                Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Penddidikan dan Kebudayaan Agus Dharma mengatakan penggunaan Bahasa Indonesia harus dilestarikan dan dikembangkan. Namun, penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar justru dapat tantangan dari warga indonesia sendiri yang kini cenderung lebih bangga berbahasa asing.
"Makin marak penggunaan bahasa asing di media massa dan ruang publik. Kita perlu gerakan pemartabatan kembali bahasa indonesia sebagai lambang jati diri bangsa," kata Agus dalam puncak acara Bulan Bahasa 2011 serta Gerakan Nasional Cinta Bahasa Indonesia yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Jakarta, Jumat (28/10/2011).
Menurut Agus, kepada masyarakat dan khususnya generasi muda, perlu ditanamkan kembali perasaan cinta terhadap bahasa indonesia. "Kalau kita malu jika penguasaan bahasa asing jelek, sudah seharusnya kita semua lebih malu lagi karena tidak menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar," jelas Agus. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti, mengingatkan bahasa indonesia wajib dipakai dan dilestarikan.
Sebab, bahasa indonesia merupakan jati diri bangsa, kebanggan nasional, sarana pemersatu, dan sarana komunikasi. Pada puncak peringatan Bulan Bahasa 2011 tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar berbagai lomba dan penilaiaan tentang penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar untuk perorangan maupun institusi
                Penghargaan diberikan pada 10 media massa cetak yang dinilai menggunakan bahasa indonesia yang baik. Selain itu, ada juga penghargaan untuk daerah yang penggunaan bahasa indonesianya baik. Daerah yang menjadi percontohan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar adalah Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Sulawesi Tenggara. Ada pula penghargaan kepada institusi atau perusahaan yang dinilai berkomitmen menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Penghargaan ini diberikan pada PT Angkasa Pura II, Hotel Borobudur Jakarta, dan PT Carefour Indonesia. Penghargaan lainnya yang berskala nasional diberikan untuk kategori penulisan cerita pendek remaja, penulisan puisi siswa SD dan MI, lomba blog kebahasaan dan kesastraan, pemilihan duta bahasa 2011, lomba keterampilan berbahasa indonesia bagi peserta penutur asing, serta penulisan proposal penelitian kebahasaan, kesastraan, dan pengajaran bagi mahasiswa.
               Makin berkembangnya waktu, maka pemakaian bahasa Daerah dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Anak remaja menganggap kalau tidak mengerti bahasa gaul berati remaja tersebut tidak gaul. Bahasa gaul makin meraja di kalangan remaja bahkan tak jarang banyak orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan baik dalam waktu formal maupun non-formal mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar.